Top 5 Most Important Things to Look for When Buying a Used Cellphone

Lost or broke your current phone? Or maybe simply looking for something a bit newer than the 7 year-old relic in your pocket but don’t want to spend tons of money on a brand new one? Buying a quality…

Smartphone

独家优惠奖金 100% 高达 1 BTC + 180 免费旋转




Menilik Efektivitas GeNose di Media

Pengetesan Covid-19 di Indonesia seperti sedang menabrak tembok. Polymerase Chain Reaction (PCR) sebagai standar emas pengetesan Covid-19 harganya susah dijangkau. Harga tes PCR yang Rp 900.000 kan sekitar setengah UMP Yogyakarta. Tes usap antigen lebih murah, tapi hanya untuk screening dan tidak terlalu sensitif dalam mendeteksi Covid-19. Tes itu juga masih harus bayar sekitar Rp 250.000. Dan ujungnya, Menkes Budi Gunawan Sadikin mengakui cara pengetesan di Indonesia yang salah.

Serba salah memang. Tapi dari Kota Pelajar Yogyakarta muncul sebuah solusi. Peneliti Universitas Gadjah Mada menciptakan alat tes Covid-19 yang diberi nama GeNose. Dari uji profiling dengan yang dilakukan di Rumah Sakit Bhayangkara dan Rumah Sakit Lapangan Khusus Covid Bambanglipuro Yogyakarta dengan sampel sekitar 600 orang, akurasi GeNose mencapai 97%.

Cara tes GeNose tidak menggunakan metode yang invasif seperti tes usap sehingga tidak menimbulkan rasa sakit. Pendeteksian dilakukan dengan meniupkan napas saja melalui alat GeNose. GeNose akan mendeteksi Volatile Organic Compound (VOC) yang terbentuk akibat infeksi Covid-19 di napas seseorang. VOC ditangkap menggunakan sensor dan pola VOC itu akan dideteksi menggunakan kecerdasan buatan dengan algoritma tertentu.

Pola VOC dari Covid-19 inilah yang akan menentukan apakah seseorang positif Covid-19 atau tidak. Jadi, dengan kata lain, GeNose tidak mendeteksi virus Covid-19, tapi mendeteksi residu hasil interaksi virus Covid-19 dengan tubuh inangnya melalui VOC itu tadi.

Masih ada lagi. Pengetesan dengan GeNose hanya membutuhkan waktu 80 detik hingga hasilnya keluar. Waktu 80 detik didapat dari hasil uji coba dengan Badan Intelijen Nasional (BIN). Jauh lebih cepat dari tes usap antigen yang sudah lumayan cepat hanya satu jam saja.

Soal harga, untuk satu kali pengetesan menggunakan GeNose, harga yang dipatok adalah Rp 20.000 saja. Jauh lebih murah dibanding tes usap antigen sekitar Rp 250.000 dan tes PCR sekitar Rp 900.000. Sehingga, GeNose berpotensi menaikkan jumlah tes Covid-19.

Itu tadi penjelasan singkat soal GeNose. Kami tidak akan bahas lebih jauh soal plus minusnya. Ya karena memang bukan ahli di bidang kesehatan, forte Binokular adalah data berita. Karena itu, tulisan ini akan dibelokkan jadi membahas timeline perkembangan isu GeNose berdasarkan pemberitaannya di media.

Pemantauan dilakukan memakai mesin Newstensity menggunakan keyword “genose”. Berikut hasil temuan kami:

Grafik kenaikan berita GeNose yang cukup tinggi sejak pertama kali dimuat media terjadi pada tanggal 25 September 2020 dengan 72 berita yang rilis. Setelahnya, berita GeNose mengalami fluktuasi hingga mencapai puncak pertama 28 Desember 2020 dengan 322 berita. Naiknya jumlah berita dipicu oleh pernyataan Menteri Riset dan Teknologi Bambang Brodjonegoro yang mengatakan bahwa GeNose telah memproduksi izin edar emergency use authorization dari Kementerian Kesehatan dan sudah bisa diproduksi massal untuk keperluan screening.

Sempat mengalami penurunan, puncak kedua berita GeNose terjadi pada tanggal 25 Januari 2021 dengan 377 berita. Memuncaknya berita ini dipicu oleh rencana Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi yang ingin menggunakan GeNose untuk screening di stasiun dan terminal pada tanggal 5 Februari 2021.

Jika dilihat lebih dalam, konten-koten berita GeNose kurang lebih sama. Membahas cara kerja GeNose dan keunggulan-keunggulan GeNose dibanding dengan tes Covid-19 lainnya. Akan ada sedikit twist jika konten berita juga memuat dukungan dari orang penting seperti pejabat publik, menteri, atau lain sebagainya. Namun, kurang lebih isinya tetap sama.

Peran orang-orang penting ini krusial dalam perkara GeNose. Mereka menjadi agen promosi yang baik untuk GeNose. Pihak-pihak yang membicarakan GeNose ini antara lain Menteri Koordinator Maritim dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, Menteri Riset dan Teknologi Bambang Brodjonegoro, dan Kepala Staf Angkatan Darat Jenderal TNI Andika Perkasa. Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin malah memberikan pernyataan yang sedikit menyentil soal GeNose. Ia menyoroti kapasitas produksi GeNose yang masih terkendala.

Pembicaraan sedikit bergeser jadi soal perizinan GeNose pada akhir Desember karena telah mendapat izin edar dari Kemenkes. Pembicaraan soal izin GeNose masih diikuti dengan topik keunggulan GeNose.

Lalu pembicaraan berpindah menjadi tentang pengaplikasian GeNose di stasiun dan terminal. Hal ini dipicu oleh langkah Kemenhub yang memesan GeNose dalam jumlah yang cukup banyak untuk ditempatkan di stasiun dan terminal.

Berita GeNose didominasi sentimen positif. Dari keseluruhan 4.177 berita, sentimen positif menjulang dengan 88%. Sisanya ada 8% untuk negatif dan 4% untuk netral.

Rinciannya, media daring dengan total 3.501 berita terdiri dari 3.082 berita positif (88%), 139 berita netral (4%), dan 280 berita negatif (8%). Media cetak dengan 531 berita memiliki proporsi 474 berita positif (89%), 16 berita netral (3%), dan 41 berita negatif (8%). Dengan total 137 berita, proporsi berita TV adalah 137 berita positif (94%), 3 berita netral (2%), dan 5 berita negatif (3%).

Banyaknya berita positif karena konten berita mengenai GeNose memang mayoritas menyoroti keunggulannya. Hal itu ditambah dengan dukungan yang langsung diberikan dari tokoh-tokoh pemerintahan.

Topik GeNose berkembang dengan durasi yang cukup lama. Sudah sekitar 6 bulan jika dihitung dari 17 Juli 2020 hingga sekarang. Dapat kita lihat perkembangan isunya dari sebatas hasil riset pajangan saat kunjungan pejabat sampai berubah menjadi alat yang akan digunakan di tempat publik demi memitigasi pandemi Covid-19. Masih ada beberapa hari lagi hingga pengaplikasiannya di stasiun dan terminal pada tanggal 5 Februari nanti. Kita tunggu saja perkembangan selanjutnya.

Add a comment

Related posts:

I saw a ghost the other night

I saw him in a hotel room in the David Whitney building in Detroit. I was staying there for an Illustration Conference. I came to this conference to gather insights, experiences, and advice for the…

How Will You Feel About This Decision Six Months from Now?

How Will You Feel About This Decision Six Months from Now? A pithy post - 250 concise words to help you make better decisions.

Das erste Mitgliedertreffen wird am 24. Oktober stattfinden

Vor fast einem Jahr haben wir uns auf die Suche nach einem Geschäftsmodell gemacht, das dem Open-Source-Ethos der Dezentralisierung und autonomen Organisation gerecht wird. Daraus entstand die Idee…